Trahing Kusumah, Rembesing Madu, Wijining Tapa, Tedhaking Andanawarih

28 09 2010

Saya masih selalu teringat dengan istilah kata tersebut di atas ketika masih di bangku kuliah mata pelajaran Sejarah Tradisional / Sejarah Lokal di bawah bimbingan Ibu Dra. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S sekitar tahun 1991 (sekarang beliau sudah bergelar Prof. Dr.). Pada saat pembelajaran di ruang kuliah beliau memberikan pertanyaan tentang sifat & ciri seorang pemimpin yang dapat diangkat menjadi seorang raja dalam suatu pemerintahan tradisional (kerajaan). Menanggapi pertanyaan itu reaksi dari teman-teman waktu itu berbagai macam. Kemampuan pengetahuan yang mereka miliki barangkali dicoba untuk ditumpahruahkan demi menjawab pertanyaan yang dilontarkan tadi. Di lain pihak bahkan ada yang malah justru merasa ketakutan ketika disuruh menanggapi pertanyaan tersebut. Pokoknya berbagai reaksi muncul, mulai dari yang sok berteori, berspekulasi, berlagak nyaho betul, berdalih ini-itu, yang ngawur, ngayayay, sampai yang ketakutan segala juga ada. Baca entri selengkapnya »





Hanya “Jl. Adipati” …..???

9 05 2010

Orang Kuningan barangkali sudah tahu, ada jalan raya yang tergolong baru dibuat di seputaran kota Kab. Kuningan yakni jalan lingkar utara yang menghubungkan Jl. Pramuka (Sidapurna) ke arah utara menuju Cirendang dan juga ke perempatan Cijoho. Jalan tersebut ternyata selanjutnya diberi nama “Jl. Adipati” titik, tanpa ada nama embel-embel lagi di belakangnya. Yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini, mengomentari nama jalan tersebut, adalah ketika saya sedang melintasi jalan tersebut muncul berkecamuk dalam pikiran tentang pertanyaan yang membuat saya heran yaitu “atas dasar apa pemberian nama jalan itu, mengapa hanya jalan “Adipati” ? Ya ….., cuma “Adipati”. ……Ada apa dengan “Adipati”. …….Siapakah yang dimaksud “Adipati” dalam hal ini ? ……………. Dan apakah boleh saya mengkritisi….. ??? Baca entri selengkapnya »





Aneh…!, Nama “Suranggajaya” di Kuningan Mengapa Tidak Populer ???

14 04 2010

Sekali lagi, saya masih menyayangkan dan turut prihatin atas kekurangtahuan masyarakat warga Kab. Kuningan yang masih “buta” akan sejarah daerahnya. Masalahnya memang selama ini pendidikan sejarah lokal Kuningan tidak dipopulerkan di bangku-bangku sekolah. Tidak hanya sekarang namun jauh-jauh sebelumnya juga entah berapa puluh tahun atau ratus tahun ke belakang kiranya Sejarah Kuningan tidak biasa diajarkan sebagai pelajaran mulok dalam pelajaran IPS.  Dan menjadi tanggung jawab kita bersama, khususnya pihak-pihak terkait, untuk mempopulerkan sejarah Kuningan dimaksud. Baca entri selengkapnya »





Heran…, Mengapa “Sang Adipati” Selawati ?

8 03 2010

Ada satu pertanyaan yang kadang kalau teringat menjadi sesuatu masalah yang menggelitik & bahkan mengganggu pikiran. Hal itu berkaitan dengan temuan riil yang langsung saya saksikan sendiri ketika melihat kaos pramuka dari satuan penegak bantara yang berasal dari satu sekolah di Kab. Kuningan, tertulis di kaos itu nama tokoh sejarah yang ada di Kuningan yaitu: Sang Adipati Selawati. Dalam benak saya berpikiran, mungkin nama Selawati ini dijadikan nama ambalan kebanggaan penegak bantara itu, di mana mereka mengambil salah satu tokoh sejarah lokal Kuningan. Namun yang menjadi sorotan lagi yaitu penambahan kata Sang Adipati di depan nama Selawati. Apakah itu sudah betul, memang demikian, atau salah kaprah ? Coba kita bahas berikut ini. Baca entri selengkapnya »





Asal Usul Nama Desa Cinagara (Kec. Lebakwangi)

10 02 2010

Menurut ceriteranya terlebih dahulu diambil dari sebagian sejarah Desa Cineumbeuy yang saat ini berbatasan di sebelah timur  Desa Cinagara, dengan riwayatnya antara lain sebagai berikut:

Pada abad ke-18 Desa Cineumbeuy dikepalai oleh seorang kepala desa yang bernama Candranala. Suatu saat Candranala pergi meninggalkan Desa Cineumbeuy menuju ke arah Barat, sedangkan urusan pemerintahannya diserahkan kepada adiknya yang bernama Candrabapang.

Lama kelamaan Candranala tidak kembali ke Desa Cineumbeuy, bahkan beliau menetap di suatu tempat yang diberi nama Argasoka, tempat ini sekarang disebut Cisoka. Baca entri selengkapnya »





Asal Usul Nama Maleber

8 02 2010

Banyak versi yang menceriterakan lahirnya nama desa Maleber. Salah satunya ceritera versi Haji Mabruri. Lahirnya nama Maleber berasal dari seorang anak yang ketakutan melihat kolam air mata air yang meluap secara tiba-tiba. Anak itu terkejut karena kejadiannya mendadak. Anak itu berlari sambil berteriak-teriak, “Ma…. leber !, Ma…. leber !, Ma…. leber !” Dari sinilah tercipta kata Maleber. Jadi asal kata Maleber itu: “Ma…” panggilan pada Ibu (Ema), dan “leber” artinya luber (air yang meluap). Kebenaran ceritera ini memang belum dapat dipertanggungjawabkan.





Asal Usul Nama Oleced

30 01 2010

Kira-kira tahun 1860-an, pemerintah Hindia Belanda mengadakan kerjapaksa (rodi) pembuatan dan perlebaran jalan antara Kuningan – Ciawigebang. Sungai Cileuweung pindah ke sebelah selatan jalan Luragung, dan tikungan yang disebut pertelon pindah ke tikungan Oleced (sekarang), dilanjutkan dengan kerjapaksa penanaman kopi. Pada waktu itulah pergantian nama kampung Manggari dan Danasuka diganti namanya oleh kompeni Belanda yang sedang membuat peta pembuatan jalan. Adapun peristiwa kejadiannya menurut orang tua dahulu seperti berikut ini: Baca entri selengkapnya »