“Orang Yang Tidak Mengenal Sejarah Dirinya, Ibarat Orang Yang Sakit Jiwa”

14 03 2010

Saya selalu teringat kalimat tersebut di atas, di mana kalimat itu saya kutip dari tulisan seorang “begawan” sejarawan Indonesia yakni Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo yang saya baca dulu ketika masih di bangku kuliah. Membaca kalimat tersebut secara sepintas, kesan yang pertama saya terima menganggap apriori, hanya lewat begitu saja, belum menangkap maksud atau arti sesungguhnya apa makna dibalik kalimat tersebut. Namun setelah dibaca berulang-ulang kalimat inti dimaksud, dan membaca kalimat-kalimat penjelasannya barulah saya mengerti apa arti itu semuanya. Bahkan lebih luas dari itu ternyata kalimat tersebut mengandung pesan bijak kepada kita (manusia), khususnya kepada orang secara individual atau umumnya kepada kelompok orang secara kolektif (warga masyarakat) suatu tempat/daerah/bangsa agar mengenal sejarah dirinya sendiri dan juga sejarah daerah asal atau negerinya. Mengapa demikian….???

Dalam kehidupan ini ada 3 aspek dimensi waktu yang saling berkaitan yakni: masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Perjalanan waktu yang terus berputar bagaikan irama jam atau mungkin roda ini pada intinya melahirkan konsep 3 dimensi waktu tadi. Kejadian yang telah kita alami barusan, tadi, kemarin, seminggu, sebulan, setahun dst adalah bagian dari masa lalu kita. Hari ini atau sekarang yang sedang dilakukan atau dikerjakan adalah kenyataan riil dari masa kini. Sedangkan nanti, esok, atau lusa dst adalah masa depan kita. Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah kenyataan, dan masa yang akan datang adalah harapan. Itu semua adalah siklus kehidupan yang berlaku umum di muka bumi ini.

Kejadian masa lalu, yang umumnya disebut sebagai sejarah, adalah bagian dari pengalaman hidup.  Pengalaman masa lalu dapat dijadikan cermin atau pedoman diri dalam menapaki kehidupan masa kini dan bahkan masa yang akan datang. Dari masa lalu itu pula tergambar siapa jati diri kita sebenarnya, setelah tentunya melalui instrospeksi diri atas apa yang telah kita alami dan perbuat di masa lalu. Kemudian setelah mengkaji diri ini barulah kita menentukan arah hidup, mau apa sekarang dan nanti ke depan.

Bagaimana bila ada orang yang lupa sama sekali akan masa lampaunya ? Jawabannya adalah mereka itulah yang diibaratkan orang yang sakit jiwa (= gila), karena mereka kehilangan identitas dan arah hidupnya. Pernyataan Prof. Dr. Sartono Kartodirdo (1992: 23, 265) yang menyebut sakit jiwa bagi orang yang lupa sejarah dirinya kesannya mungkin terlalu ekstrim bagi sebagian di antara kita. Ada pernyataan senada namun mungkin tidak terlalu telak “smash”-nya, yakni dari seorang pilsuf dan negarawan bangsa Romawi bernama Marcus Tullius Cicero. Beliau pernah mengatakan bahwa barang siapa tidak mengenal sejarahnya akan tetap menjadi anak kecil. Bagaimana menurut Anda ….. ????


Aksi

Information

3 responses

15 03 2010
Moh Komarudin

Pa mang masud sejarah dirinya sendiri itu biogerafi kta atau apa?

19 09 2011
Romli

saya sekeluarga tiap tahun suka nadran ke makam leluhur di kuningan yaitu ke makam mbah buyut Demang wirengarana yang makamnya di ciawigebang. tapi ketika bertanya ke orang tua saya bagaimana bisa nyambung ke beliau mereka tidak bisa mnjelaskan secara jelas termasuk silsilah yang gak jelas. barang kali bisa dibantu tentang sejarah hidup beliau. Makasih. Aus Sumedang

4 04 2013
kerta kusuma maheswara

Tinggalkan komentar